Creator Dragon Quest Merasa Kecewa Dengan Aturan Sensor yang Berlaku di Barat

dragon quest

Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, peribahasa yang mungkin cocok dengan apa yang terjadi baru – baru ini. Terkadang agar game – game bisa rilis di suatu wilayah, game tersebut harus memenuhi kriteria tertentu yang memaksa developer untuk mengikutinya seperti penyensoran. Hal tersebut sering kali membuat frustasi beberapa developer seperti yang terjadi dengan remake Dragon Quest III.

Creator Dragon Quest, Yuji Horii, dan mantan editor Shonen Jump, Kazuhiko Torishima yang memainkan peran penting dalam awal kemunculan franchise ini bersama almarhum Akira Toriyama telah berbicara secara terbuka di Tokyo Game Show mengenai penyensoran pada Dragon Quest III HD-2D Remake yang akan datang.

Wawancaranya sendiri berlangsung cukup panjang yang tidak hanya membasa soal penyensoran. Namun, jawaban yang diberikan oleh kedua veteran ini cukup menarik. Singkatnya, beberapa karakter telah dimodifikasi terutama dari segi kostum agar dapat diterima di Barat. Terlepas dari kenyataan bahwa desain karakter ini berasal dari game yang sudah rilis pada tahun 80-an.

Horii mengakui bahwa ia tidak “memahami” penyesuaian yang dilakukan. Menurutnya jika terlalu banyak bagian tubuk yang diekspos, maka rating usia akan naik. Itu berarti mereka tidak akan bisa menjual produknya untuk semua usia.

Torishima pun menyela mengatakan bahwa ada sebuah konsep religius dari Barat, terutama di Amerika yang mempengaruhi pendekatan mereka terhadap sex education. Menurutnya, pendekatan ini menunjukkan betapa sempitnya pemikiran mereka. Ketika menjual manga di Amerika, semuanya harus dikategorikan berdasarkan umur. Karena ada risiko tuntutan hukum, perusahaan juga harus mengurus asuransi. Berbisnis dengan negara yang konyol seperti itu benar – benar membuatnya frustasi. Karena hal itu, Jepang juga terpengaruh secara negatif.

Komentar-komentar ini tampaknya bersangkutan dengan perubahan lain dalam game, yang melibatkan pemilih karakter. Dalam versi aslinya, pemain dapat memilih antara protagonis pria dan wanita, tetapi dalam versi remake-nya, pilihan ini akan berganti nama menjadi Type A dan Type B. “Saya benar-benar bertanya-tanya, siapa yang mengeluhkan hal ini?” pikirnya.

Dilihat sekilas, perubahan ini tidak berdampak terlalu besar. Namun apabila berbicara dari sudut pandang seniman, tentu rasanya kurang mengenakan ketika suatu karya diubah begitu saja, terlebih melihat apa yang dialami Akira Toriyama baru – baru ini.

Dragon Quest III HD-2D akan dirilis pada 14 November 2024 untuk platform PS5, Xbox Seris X|S, Nintendo Switch, dan PC. Bagaimana menurut kalian? Kunjungi selalu WORGAME.ID untuk mendapatkan berita menarik seputar indurstri yang akan memperkaya pengetahuan gamingmu.

By Wahyu Nur

Jurnalis game pemula yang terikat dengan JRPG dan Gacha

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *